Modernis.co, Malang – Serangan corona virus telah merembak ke 200 negara yang ada di dunia. Tak ayal pandemi yang mulai meluas pada akhir 2019 ini telah merenggut jutaan manusia yang ada di dunia ini. Sebut saja, Amerika sebagai negara adikuasapun tak bisa tak bisa menahan serangan dari pandemi covid-19 ini. Dalam data terkini Amerika kasus yang terjadi di Amerika sekitar 394.587 kasus, 12.748 yang meninggal dan 21.674 yang telah sembuh.
Pemerintah Indonesia terlihat sedikit kewalahan dalam menahan serangan Covid-19 ini. Dapat di lihat dari kebijakan kebijakan yang di terapkan seperti psycal distansing antar warga, membatasi sejumlah jalur lalu lintas antar daerah yang di lakukan hingga keputusan terbaru terkait darurat sipil dalam mengahapi pandemi ini.
Pendidikan salah satu korban yang harus di relakan dalam memutus pandemi ini. Dari jenjang Sekolah Dasar hingga Perkuliahan. Dapat di lihat dari telah di liburkan selama 14 hari bahkan lebih hingga waktu yang tidak di tentukamn. Kemudian Ujian Nasional telah di hapuskan demi memutuus penyebarannya dan juga kuliah daring pun di masifkan bagi para mahasiswa guna menghindari kontak fisik antar individu.
Namun dalam menjalankan kuliah daring atau kuliah online tak semuanya berjalan lancar dan sesuai harapan. Banyak kendala yang di hadapi oleh semua pihak baik dari pihak mahasiswa itu sendiri begitu juga kendala yang di hadapi oleh pihak dosen.
Kendala dari pihak mahasiswa.
Mengawalinya dari pihak mahasiswa yang di mana di sini sebagai salah satu korban ternama dari wabah ini. Merasakan sedikit senang dan banyak susah sudah menjadi santapan yang dihadapi oleh para mahasiswa paska adanya kebijakan online/daring ini. Memandang dari aspek positifnya tentu saja ada yakni BMM kendaraan berkurang karena tidak bolak balik kampus. Kemudian biaya kos-kosan bisa di potong bagi yang bulanan.
Namun, lebih dari itu dampak negatif justru lebih terasa dalam berjalannya perkuliahan online/daring ini. Diantaranya, bebrapa dari mahasiswa yang masih mengeluhkan terkait layanan jaringan atau internet. Baik yang di berikan oleh kampus ataupun jaringan daerah daerah sediri yang masih tidak sesuai dengan harapan. Dan juga keterbatasan komunikasi yang sangat terasa di alami oleh mahasiswa terkait dengan penugasan kelompok.
Kemudian ketidak teraturan jadwal. Hingga mengakibatkan tugas yang di berikan oleh dosenpun rata rata dalam waktu yang bersamaan. Yang mengakibatkatkan para mahasiswa kewalahan dalam memulai setiap tuges yang di berikan di waktu yang singkat.
Melihat dari sudut pandang yang berbeda, dengan kegiatan yang #dirumahsaja tentu yang di kerjakan bukan saja tentang perkuliahan. Namun, ada orang tua, ada keluarga yang perlu di bantu dalam kesehariannya hingga mengurangi waktu untuk mengerjakan tugas dari dosen.
Kemudian yang terakkhir yang sering menjadi bahan kontroversial saat ini dari pihak Mahasiswa adalah keuangan. Baik itu dalam bentuk SPP,DPP,UKT yang tidak nominalnya entah kemana.
Kendala Dari Pihak Dosen
Sekarang beranjak kepada korban selanjutnya sebut saja para dosen yang yang di sini sebagai ujung tombak kemajuan bangsa. Dalam menjalani masa perkuliahan online/daring ini para dosen banyak mengalami kendala kendala. Seperti kurang maksimalnya penyampaian materi karena hanya melalui online/daring saja. karena hanya memberikan sebatas power point dan makalah saja. Pertanyaannya apakah mahasiswa membaca apa yang di berikan tersebut.?
Kemudia dalam menjalani perkuliahan online/daring ini merupakan ajang sekaligus ajang untuk copy paste masal yang lebih massif dan lebih besar lagi oleh para mahasiswa. Karena minimnya buku acuan ataupun Revrensi yang di miliki oleh mahasiswa itu sendiri kemudian penutupan perpustakaan perpustakaan kampus ataupun kota.
Belum lagi melihat dosen dosen yang lebih kepada pembelajaran yang bersifat tatap muka karena belum terbiasa dengann alat yang namanya teknologi. Pasti sebuah keasingan tersendiri untuk merubah konsep perkuliahan. Dan memulai mengenal teknologi dalam beberapa minggu saja.
Solusi
Kemudian sedikit mencari jalan tengah yang dapat penulis berikan dalam selama perkuliahan online/daring ini. Komunikasi ataupun koordinasi harus berjalan lancar baik yang bersifat horinsontal (Mahasiswa=Mahsiswa) ataupun yang bersifat vertikal (Mahasiswa=Dosen). Karena, setidaknya dapat mengurangi kesalah fahaman antar mahasiswa dan dosen.
Kemudiann prihal keuangan, kampus bisa saja mengambil kebijakan dengan melihat situasi dan kondisi saat ini. Dimana aksesoris kampus tidak digunakan dan dari aspek keuangan masyarakat sendiri yang menurun secara signifikan. Dengan memberikan pemotonngan pemototongan sekian persen (%) untuk semester selanjutnnya.
Prihal masalah layanan kampus bisa bekerja sama dengan para dosen dosen yang ada, terkait penyatuan layanan mengajar online. Selama masa perkuliahan ini dan kemudian bekerja sama dengan pihak layanan tersebut terkait hal hal semacam ini.
Yang terakhir yang tidak kalah penting di mana kita semua menjadikan masalah masalah ini terkait dengan meningkatkan kualitas diri baik pada bidang tekonologi informasi, pemanfaatan media yang ada tengah industri 4.0 ini. Dan dari pihak mahasiswa untuk meningkatkan kualitasnya dengan memperbanyakak literasi literasi melalui E-jurnal, google schoor dan semacamnya.
Oleh : Haziz Hidayat (Mahasiswa UMM)